In this post, I want to share some visuals I captured yesterday in a small village on the outskirts of Lhokseumawe City. I went there to document a tradition still preserved by the village community.
Pada postingan kali ini, saya ingin berbagi beberapa visual yang saya abadikan kemarin di sebuah desa kecil di pinggiran Kota Lhokseumawe. Saya datang ke sana untuk mendokumentasikan sebuah tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat gampong tersebut.
This tradition involves catching fish in a reservoir before the planting season begins. In this village, when the planting season begins, water from the reservoir is channeled to the residents' rice fields to meet the irrigation needs of the rice crops.
Tradisi tersebut adalah menangkap ikan di waduk menjelang musim tanam tiba. Di desa ini, saat musim tanam akan dimulai, air dari waduk dialirkan ke sawah-sawah warga untuk memenuhi kebutuhan pengairan tanaman padi.
When the reservoir waters begin to recede, the entire village will go down together to catch the remaining fish. This tradition has been carried out for generations since ancient times. The fish caught are then distributed equally among the residents.
Nah, ketika air waduk mulai surut, seluruh warga desa akan turun bersama ke dalam waduk untuk menangkap ikan yang tersisa. Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman dahulu. Ikan hasil tangkapan kemudian dibagikan secara merata kepada warga.
What's interesting about this tradition is the fishing gear used, which is still very traditional. Residents only use nets and (geuneugom), better known as bubu, which are bamboo fish traps. This demonstrates that fishing is not just an economic activity, but also an integral part of the village community's cultural identity.
Yang menarik dari tradisi ini adalah alat tangkap yang digunakan masih sangat tradisional. Warga hanya menggunakan jaring dan (Geuneugom) atau yang lebih dikenal dengan sebutan bubu, yakni perangkap ikan berbahan dasar bambu. Ini menunjukkan bahwa aktivitas menangkap ikan ini bukan sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat gampong.
As seen in the photos I've shared, a middle-aged man is seen catching fish by sticking a fish trap into the bottom of the reservoir, hoping the fish will come in.
Seperti yang terlihat dalam foto-foto yang saya bagikan, seorang pria paruh baya tampak tengah menangkap ikan dengan cara menancapkan bubu ke dasar waduk, berharap ikan masuk ke dalamnya.
That's a brief story I can share for now. I hope you enjoy this documentation of a local tradition.
Demikianlah sekelumit cerita yang bisa saya bagikan kali ini. Semoga Anda menyukai dokumentasi tradisi lokal ini.